Mewujudkan Perjalanan untuk Mencapai Ibadah Spiritual yang Murni & Ikhlas sebagai Biro Unggulan & Kepercayaan Anda

0816 209 211    Jl. Ketintang Baru III No. 2B, Surabaya

HomeApa itu Wukuf Haji? Ini Pengertian, Do’a, dan Tata CaranyaEdukasiApa itu Wukuf Haji? Ini Pengertian, Do’a, dan Tata Caranya

Apa itu Wukuf Haji? Ini Pengertian, Do’a, dan Tata Caranya

Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh jutaan jemaah yang menjalani ibadah haji adalah saat pelaksanaan wukuf di Arafah. Bagi umat Islam, wukuf bukan sekadar aktivitas rutin, melainkan puncak dari ibadah haji yang menjadi landasan utama keabsahan haji itu sendiri. Mari kita mengupas lebih dalam mengenai pengertian, do’a, dan tata cara pelaksanaan wukuf.

Pengertian Wukuf

Wukuf, secara harfiah, berarti “berhenti”. Dalam konteks ibadah haji, wukuf merujuk pada momen di mana jemaah haji berhenti sejenak untuk bermunajat dan berdoa di padang Arafah. Ini bukan sekadar berdiam diri, melainkan momen penuh makna yang mengharuskan jemaah untuk merenung, berintrospeksi, dan berhubungan langsung dengan Sang Pencipta.

Image Source: Freepik.com

Wukuf di Arafah juga sering disebut sebagai inti dari ibadah haji. Tanpa melaksanakan wukuf, ibadah haji seseorang tidak dianggap sah. Di tengah gemerlapnya perjalanan haji, wukuf menjadi titik fokus yang tak boleh terlewatkan.

Dalam pelaksanaannya, wukuf mengandung makna-makna penting seperti zawal, wukuf, dan arafa. Zawal menggambarkan pergeseran dari terang ke gelap, mencerminkan perjalanan manusia menuju akhirat. Wukuf menunjukkan tekad untuk memutuskan keburukan dalam hati, pikiran, dan tindakan, sementara arafa mengingatkan akan kehidupan akhirat yang kekal.

Waktu Pelaksanaan Wukuf

Wukuf di padang Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah. Hari tersebut dikenal sebagai Hari Arafah, di mana seluruh jemaah berkumpul di padang Arafah untuk beribadah. Kehadiran jemaah di Arafah pada hari ini sangat istimewa, karena pada saat itu Allah Swt. beserta para malaikat menyaksikan hamba-Nya yang berkumpul dengan tujuan yang sama: meraih ampunan-Nya.

Pelaksanaan wukuf dimulai setelah tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Zulhijah. Selama wukuf, jemaah dianjurkan untuk melakukan berbagai ibadah seperti zikir, tahlil, doa, membaca Al-Qur’an, dan merendahkan diri di hadapan Allah.

Pelaksanaan Ibadah Wukuf

Pelaksanaan wukuf bukan sekadar berdiam diri, melainkan cerminan dari peristiwa di Padang Mahsyar, di mana umat manusia berkumpul di hadapan Allah untuk dihisab. Oleh karena itu, wukuf juga menjadi momen untuk mengingat kematian dan kehidupan akhirat. Berikut adalah tahapan lebih lanjut tentang pelaksanaan ibadah wukuf:

1. Persiapan Mental dan Spiritual

Sebelum memasuki wilayah Padang Arafah, jemaah haji disarankan untuk mempersiapkan diri secara mental dan spiritual. Ini melibatkan membersihkan hati, merenungkan makna keberadaan di hadapan Allah, serta memfokuskan pikiran untuk menghadapi momen yang sakral ini dengan penuh kesungguhan.

2. Perjalanan Menuju Arafah

Setelah melewati ritual-ritual sebelumnya, seperti Tawaf dan Sa’i, jemaah haji melakukan perjalanan menuju Arafah. Selama perjalanan ini, jemaah haji disarankan untuk membaca dzikir, tahlil, dan takbir sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT. Ini juga menjadi waktu untuk introspeksi dan memperbanyak doa.

4. Kedatangan di Arafah

Setibanya di Arafah, jemaah haji menyambut momen yang sangat ditunggu-tunggu dengan penuh kekhusyukan. Mereka memasuki wilayah Padang Arafah dan mencari tempat yang sesuai untuk berdiam diri. Selama waktu ini, jemaah haji diminta untuk menjaga kesucian hati dan mempersiapkan diri untuk melakukan berbagai ibadah selama wukuf.

Image Source: Freepik.com

5. Pelaksanaan Salat Jamak

Setelah berdiam diri di Arafah, jemaah haji melaksanakan salat zuhur dan asar secara jamak taqdim. Ini dilakukan di waktu zuhur dengan niat untuk salat zuhur dan asar secara berjamaah. Salat ini dilakukan di antara waktu zuhur dan asar, mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

6. Penghayatan Khotbah Arafah

Setelah salat, jemaah haji mendengarkan khotbah Arafah yang disampaikan oleh seorang imam atau pemimpin. Khotbah ini mengangkat berbagai tema, seperti makna wukuf, pentingnya mengenal Allah SWT, amanat Rasulullah SAW, serta pesan-pesan keagamaan lainnya yang membimbing jemaah haji menuju kesadaran spiritual yang lebih dalam.

7. Bermunajat dan Berdoa

Setelah khotbah, jemaah haji memanfaatkan waktu yang tersisa untuk bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT. Mereka memanjatkan doa-doa dengan penuh khidmat, memohon ampunan, petunjuk, dan keberkahan dari-Nya. Ini merupakan momen puncak dari ibadah wukuf, di mana setiap jemaah haji berkomunikasi langsung dengan Sang Khalik.

8. Berzikir dan Membaca Al-Qur’an

Selama waktu wukuf, jemaah haji juga dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur’an. Ini membantu menjaga kesadaran spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam setiap detik yang berharga di Padang Arafah.

Kesalahan saat Melakukan Wukuf

Meskipun ibadah wukuf begitu penting, namun terdapat beberapa kesalahan yang harus dihindari oleh jemaah haji. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat merugikan nilai-nilai dan amalan wukuf, bahkan bisa membuat ibadah tersebut tidak sah.

Beberapa kesalahan yang harus dihindari antara lain melakukan wukuf di luar wilayah Padang Arafah, keluar dari Arafah sebelum matahari terbenam, menyibukkan diri dengan hal-hal duniaawi seperti berbelanja atau berfoto-foto, dan tidak memaksimalkan waktu untuk berdoa dan berzikir.

Do’a Wukuf yang Dianjurkan

Image Source: Freepik.com

Dilansir NU.or.id, Syekh M Nawawi Banten menganjurkan doa untuk jemaah haji yang sedang wukuf. Berikut lafal doa-doanya:

1. Tahmid

Alhamdulillāhi rabbil ālamīn.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, tuhan sekalian alam.”

2. Talbiyah (3 kali)

Labbaykallāhumma labbayk. labbayka lā syarīka laka labbayk. Innal hamda wan ni‘mata laka wal mulka lā syarīka lak.

Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu”

3. Takbir dan tahmid (3 kali)

Allāhu akbar wa lillāhil hamd.

Artinya: “Allah maha besar. Segala puji bagi Allah.”

4. Doa agar Dimudahkan Meninggalkan Maksiat

Allāhummanqulnī min dzullil ma‘shiyati ilā ‘izzit thā‘ah, wakfinī bi halālika ‘an harāmik, wa aghninī bi fadhlika ‘an man siwāk. Wa nawwir qalbī wa qabrī. Wa a‘idznī minas syarri kullih. Wajma‘ liyal khayr. Innī as’alukal hudā wat tuqā, wal ‘afāfa, wal ghinā.

Artinya: “Ya Allah, pindahkan aku dari rendahnya kemaksiatan ke kemuliaan taat. Cukupilah aku dengan halal-Mu dari barang haram-Mu. Genapilah diriku dengan kemurahan-Mu dari zat selain diri-Mu. Terangilah hati dan kuburku. Lindungilah aku dari segala bentuk kejahatan. Kumpulkanlah segala kebaikan pada diriku. Aku memohon kepada-Mu petunjuk, takwa, kecukupan, dan kekayaan.

5. Doa Sapu Jagad

Allāhumma rabbanā ātinā fid duniya hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami, berikanlah kebaikan kepada kami di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka.”

6. Doa dan Pengakuan Dosa

Allāhumma innī zhalamtu nafsī zhulman katsīran kabīran, wa innahū lā yaghfirud dzunūba illā anta, faghfir lī maghfiratan min ‘indik, warhamnī innaka antal ghafūrur rahīm.

Artinya, “Ya Allah, sungguh aku menganiaya diriku dengan penganiayaan yang banyak dan besar. Tiada yang mengampuni dosa selain Kau. Oleh karena itu, ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu. Kasihanilah aku, sungguh Kau maha pengampun lagi penyayang.”

7. Doa istiqamah dalam tobat.

Allāhummaghfir lī maghfiratan tashluhu bihā sya’nī fid dārayn, warhamnī rahmatan wāsi‘atan as‘adu bihā fid dārayn, wa tub ‘alayya taubatan nashūhā lā ankutsuhā abadā, wa alzimnī sabīlal istiqāmah lā azīghu ‘anhā abadā.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dengan ampunan yang membuat maslahat urusanku di dunia dan akhirat. Berikanlah aku rahmat-Mu yang luas di mana aku dapat bahagia di dunia dan akhirat. Bimbinglah aku dalam tobat nashuha yang mana aku takkan melanggarnya lagi selamanya. Ikatlah aku di jalan istiqamah yang mana aku takkan menyimpang darinya selamanya.”

Adapun Syeh Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Mathalib menganjurkan jemaah haji yang sedang wukuf di Padang Arafah memperbanyak zikir, tahlil, doa, talbiyah, dan tadarus Al-Qur’an. Hal ini dilakukan hingga maghrib tiba sesuai ikutan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Baca artikel selanjutnya tentang Apa itu Haji? Simak Pengertian, Syarat, dan Rukunnya


Itulah pengertian dari wukuf serta tata caranya!

Jika Anda berminat ke tanah suci, percayakan pada An-Namiroh Travelindo. Sebagai biro travel umroh dan haji yang terpercaya, An Namiroh Travelindo memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan layanan terbaik dan penuh amanah bagi jamaah dalam menjalankan ibadah umroh.

Kami memahami bahwa perjalanan umroh dan haji adalah pengalaman yang sangat berarti bagi para jamaah. Oleh sebab itu, An-Namiroh Travelindo selalu berusaha untuk memberikan pengalaman beribadah yang tak terlupakan bagi para jamaah umroh dan haji. Siap untuk berangkat ke tanah suci? Yuk percayakan pada An-Namiroh Travelindo, hubungi kami disini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kami adalah biro travel Umroh terbaik dan terpercaya di Surabaya. Dengan pengalaman bertahun tahun, Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan memastikan pengalaman perjalanan Anda dengan An Namiroh Travelindo menjadi sukses, bermakna dan memuaskan.

Perusahaan

Kontak

© 2024 PT. An Namiroh Travelindo Wilayah Surabaya Gayungan. Made with passion by Digital360

0 Item | Rp0
View Cart